Pada hari itu, tren
kehidupan anak muda mulai berubah. Kelereng, sepak bola, petak umpet semuanya
menghilang tanpa jejak. Itu adalah saat dimana anak-anak mulai berani cabut
sekolah, kabur dan bahkan bolos sekolah. Itu adalah masa dimana mereka yang
dewasa, berkelakuan layaknya anak-anak bodoh yang tidak mengerti bagaimana
susahnya mencari uang.
Hari itu adalah hari dimana
internet berkuasa, dan game online mulai meraja rela. Mereka yang sebelumnya
bermain petak umpet kini digantikan oleh beberapa CPU yang duduk rapi menunggu
mereka setiap sore. Mereka yang sebelumnya menyisihkan uang jajan mereka untuk
hal yang mereka inginkan, kini mereka bawa semua uang itu menuju toko yang tak
jelas namanya. Orang-orang biasa menyebutnya WARNET.
Aku pernah tenggelam di masa
itu, tenggelam dalam lautan point blank dan cross fire. Uang jajan hasil jerih
payah ku, habis dalam waktu 1 menit demi memenuhi kepuasan ku akan cash yang
fana. Aku terperosok di jurang dalam, tanpa bantuan siapa pun. Ketika uang
mulai habis, hormon akan game pun meningkat. Adrenalin ku bergetar menggerakan
tanganku untuk mengambil dompet itu dan segera berangkat ke warnet.
Alhasil, 3 jam sudah aku puaskan
diriku, aku tenggelamkan diriku didalam dunia fantasi penuh keseruan ala
internet. Hari itu adalah hari ujian terakhirku di sekoah dasar. Aku sangat
bersemangat… tapi bukan untuk nilai aku bersemangat, aku bersemangat karena
counter strike telah memanggilku. Adzan ku hiraukan, dosa dan dosa kujalankan.
Beginilah kehidupan, harus selalu ringan dan happy… fikir ku waktu itu.
Namun, Allah masih sayang dengan
ku. Memasuki masa-masa SMA aku mulai merasa bahwa apa yang kulakukan selama ini
adalah bodoh dan tidak sesuai dengan tujuan hidup ku. Pada hari itu juga aku mulai
menggantung impianku setinggi langit, perlahan rasa itu menghilang. Aku mulai
merasakan ada tanggung jawab besar dibahuku yang setiap saat siap menimpaku.
Perlahan ku mulsi bangkit dari
masa-masa kelam yang selama ini kujalani, perlahan ku mulai melupakan semua
kesenangan fana itu dan mulai menentukan mau jadi apa aku nanti. Saat itu jiwa
muda ku mulai memanas, jiwa kreatifitas ku meningkat, jiwa yang haus akan
prestasi mulai ku hidupkan. Hari itu ku sibukan diri ku dengan aktifitas
bermanfaat, prestasi dan prestasi ku raih dan pada akhirnya… kehidupan fana itu
telah sempurna ku lupakan. Forget the past, Get the future.
menurut saya, tulisan anda sudah cukup bagus, tapi masih ada beberapa kata-kata yang tidak enak untuk di baca, mungkin kata-kata itu bisa anda ubah ke dalam bahasa yang baik dan benar
BalasHapusOke, Terima kasih atas masukan Anda.
BalasHapus